Minggu, 17 Januari 2010

Modikasi Ekstrim, Antara Elegan, Sport, dan Show Car




Demi sebuah modifikasi ekstrim, para penggemar otomotif rela mengeluarkan uang ratusan juta rupiah. Bagi orang-orang seperti ini, mobil bukan lagi sebagai sarana transportasi, tapi sudah menjadi lambang gengsi dan prestasi.
Setiap manusia mempunyai karakter dan kesenangan yang berbeda-beda, begitu juga terhadap mobil modifikasi ekstrim. Parin Budiman, modifikator Auto Design menjelaskan, agar terjadi keserasian antara mobil dan pemilik, modifikasi ekstrim harus sesuai dengan karakter pemiliknya. Misalnya, kaum eksekutif yang sehari-hari berpenampilan elegan, kurang cocok mengendarai mobil modifikasi sport, tipe pria seperti ini hanya cocok mengendarai mobil dengan modifikasi elegan,

Ada tiga jenis modifikasi ekstrim, yaitu elegan, sport, dan show car. Bagian yang dimodifikasi biasanya velg, bodi, interior, mesin dan kaki-kaki. Begitu juga dengan modifikasi ekstrim elegan yang biasanya ditandai dengan pergantian velg yang lebih besar yaitu 19 ince, bodi menjadi lebih ceper (pendek-Red), interior elegan, misalnya ada tempat wine, jok sofa mewah dan sound system yang mahal.
“Untuk elegan, mobil yang dimodifikasi biasanya mobil premium keluaran Eropa, karena bodi premium Eropa lebih besar dan indah. Bukan berarti premium Jepang tidak bisa dimodifikasi, bisa saja! Cuma tingkat peminatnya tidak sebanyak seperti mobil premium Eropa,” ujar pria kelahiran Jakarta, 7 Oktober 1978 ini.
Penggemar modifikasi ekstrim elegan biasanya adalah kaum eksekutif mapan, usia 35 tahun ke atas. “Mobil sudah menjadi gaya hidup buat orang-orang seperti ini. Mobil melambangkan kepribadian dan prestasi. Semakin indah dan mahal biaya modifikasinya, maka semakin tinggi pula prestasinya,” tambah Parin.
Kecepatan Ekstrim Sport
Agak berbeda dengan elegan, modifikasi ekstrim sport lebih berjiwa muda. Selain mengganti velg, ban, bodi, audio dan jok, mesin juga ikut dirombak, tujuannya agar tenaga mesin bertambah kuat. Karena modifikasi sport ditujukan bukan semata untuk penampilan tapi juga untuk olahraga reli.
Itulah yang menyebabkan Derri Arfiandi, pria lulusan Universitas Trisakti ini merombak Honda Jazz keluaran 2004-nya menjadi lebih ekstrim. “Tema dari modifikasi saya adalah extreme racing style. Jadi, yang saya lakukan full extreme modifikasi yang dipadukan dengan gaya mobil balap,” kata Derri.
Pada bagian bawah yaitu velg dan ban, Derri melangkapi Jazz-nya dengan velg 5Zigen 18 inci. Sedangkan untuk ban, Derri menggunakan Pirelli 285/35 18 (depan) dan Toyo 235/35 18 (belakang). Audio, menggunakan subwoofer Visonik 12 D22pc, subwoofer Visonik 10 D42 pc, speaker coaxial Visionik 6 satu set, speaker coaxial Visionik tiga set, power Venom 4100 empat channel, power Venom 460 empat channel, TV Indash Oris dan TV Skplosont (depan), TV LCD 15 compact (belakang), head unit DVD Pioneer 5050 DVH, lampu led custom dan peredam Deromat.
Sebelumnya, Derri pernah memodifikasi mobilnya dengan tema alam. Setelah merasa bosan, ia mengubahnya dengan tema ekstrim dan bergaya balap. Pekerjaannya pun relatif singkat, sekitar dua bulan. Mobil pertama yang ia modifikasi adalah Honda City keluaran tahun 1996. Menurutnya, tiap mobil yang akan dimodifikasi mempunyai karakter kesulitan tersendiri.”Setiap mobil tidak sama. Saya suka Honda karena bentuknya lebih fleksibel untuk dimodifikasi,” cerita penggemar mobil Jepang ini.
Hal serupa disampaikan oleh Parin Budiman, mobil produksi Jepang paling cocok untuk ekstrim sport. Ekstrim sport paling banyak digemari generasi muda saat ini, anak SMA dan kuliah, dengan usia 17-25 tahun. Anak muda paling suka mobil berkarakter sport yang bisa diajak ngebut.”Agar mobil bisa lari cepat, peralatan dan aksesoris yang dipakai adalah alat-alat ringan, karena kalau berat maka mobil tidak bisa dibawa ngebut,” tambah Parin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar